FAMILIARISASI PESAWAT UDARA
- Pengetahuan Tentang Pesawat Udara
- Jenis Mesin Pesawat Udara
- Letak Pintu Dan Jendela Darurat
- Kelengkapan Dalam Kabin Pesawat Udara
- Bagian Pesawat Udara Yang Berkaitan Dengan Ancaman Bahaya Kebakaran
- Pengetahuan Tentang Pesawat Udara
Untuk mengenal dan mengetahui bagian bagian pesawat udara dengan
mudah dan sistematis, maka pesawat udara dibagi menjadi 3 (tiga) bagian
besar yaitu :
Aircraft Construction (Monoque, Semi Monoque)
a. Konstruksi Semi monocoque
Dewasa ini banyak dipergunakan secara luas dan berkembang,
karena dapat dipergunakan untuk membuat fuselage pesawat
ringan sampai dengan fuselage pesawat ringan sampai dengan
fuselage pesawat berat yang berukuran raksasa.
Menurut konstruksinya, pembuatannya terdiri dari :
1. Vertical structure diantaranya ring, former, buckhead dan skin.
2. Horizontal structure diantaranya langerons, stringer danskin
Horizontal structureb ini berfungsi untuk menahan horizontal load (beban mendatar).
1) Ring, Former, Buckhead ConstructionKonstruksi dari bagian-bagian fuselage seperti ring,
former dan buckhead ini berfungsi untuk memberikan cross sectional fuselage serta
memberikan kekuatan dan keuletan (rigid) pada fuselage Bentuk dan ukuran dari ketiga
bagian ini sangat
tergantung dari jenis pesawat dan pabrik pesawat itusendiri. Buckhead dipasang pada tempat- tempat yang berdekatan dengan beban erat , seperti leanding gear,wing, engine mounted dsb- nya.
2) Longerons , Stringer Construction Longerons dan tinger adalah bagian dari fuselage yang memanjang, yang menghubungkan antarabuckhead former dan ring, yang masing-masing
dihubungkan dengan rivet. Longerons dan tinger iniberfungsi untuk menahan beban mendatar dan
melekatnya skin Longerons dan stringer bentuk dan fungsinya sama,
hanya ukuran stringer lebih kecil dari pada longerons. Sebab itu stringer berfungsi untuk
membantu tugas dari longerons. Pemasangan stringer terletak disela-sela (diantara) longerons.
b. Konstruksi Monocoque
Konstruksi monocoque ini kekuatannya, hanya ditumpukan pada kulit (skin) fuselage untuk menerima beban yang terjadi pada waktu terbang, maupun pada waktu di darat. Konstruksi
monocoque ini pernah dibuat bahan plywood untuk kulit, dan hanya untuk former atau
buckheadnya.
Airfoil Terminologi
Airfoil adalah bentuk dari suatu sayap pesawat yang dapat
menghasilkan gaya angkat (lift) atau efek aerodinamika ketika
melewati suatu aliran udara. Airfoil merupakan bentuk dari
potongan melintang sayap yang dihasilkan oleh perpotongan tegak
lurus sayap terhadap pesawat, dengan kata lain airfoil merupakan
bentuk sayap secara dua dimensi seperti pada gambar.
Dari gambar terminologi suatu airfoil diatas, dapat dijelaskan lebih
rinci sebagai berikut :
a. Leading edge, merupakan bagian permukaan paling depan dari airfoil.
b. Trailing edge, merupakan bagian permukan paling belakang dari airfoil.
c. Mean chamber line, merupakan garis pertengahan yang membagi antara permukaan bagian atas dan permukaan bagian bawah dari airfoil.
d. Chord line, merupakan garis lurus yang menghubungkan leading edge dan trailing edge.
e. Chord, merupakan perpanjangan dari chord line mulai dari leading edge hingga trailing edge
Dengan kata lain, chord adalah karakteristik dimensi longitudinal dari suatu airfoil.
f. Maximum chamber, merupakan jarak antara mean chamber linedengan chord line. Maximum
chamber membantu mendefinisikan bentuk dari mean chamber line.
g. Maximum thickness, merupakan ketebalan maksimum dari suatu airfoil, dan menunjukkan
persentase dari chord. Maximum thickness membantu mendefinisikan bentuk dari airfoil dan juga
performa dari airfoil tersebut.
The Part Of An Aeroplane (Wing, Fuselage, Landing Gears,Power Plant)
- a. Wing
wing di sebuah pesawat udara merupakan sebuah bidang yang
dirancang untuk menghasilkan gaya angkat ( Lift ) saat bergerak
dengan cepat di udara. Rancangan sayap pesawat udara ada yang
menggunakan penyangga luar ( external bracing ) seperti :
batang (struts) , kabel (cabel),kawat (wires) dsb
- b. Fuselage
Fuselage adalah struktur utama pesawat udara yang disebut
“body” atau badan. Dalam fuselage tersebut tersedia ruang untuk
barang (cargo) , pengendali (control) atau istilah lain adalah
cockpit , perlengkapan (accessories) , penumpang ( passengers )
istilah lainnya adalah cabin dan ruang perlengkapan lainnya.
- c. Landing gear
Landing Gear System (LGS) atau roda pendarat merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pesawat terbang Pada saat pesawat akan mendarat, pilot memastikan roda telah
turun dan terkunci sempurna (down and lock) melalui indikatorberupa lampu di kokpit. LGS punya peran yang sangat penting,dan bahkan vital karena berfungsi menahan beban pesawat saat
rolling take off dan touch down saat menyentuh landasan.Sepanjang penerbangan setelah lepas landas sampai menjelangpendaratan roda pesawat dimasukan di badan pesawat agar tidak
menjadi penghambat laju pesawat (drag).LGS terdiri dari peredam kejut, roda, pengereman dan anti slip.LGS yang tidak bekerja dengan baik dalam sebuah penerbangandapat berakibat fatal. Beberapa peristiwa mengakibatkan pesawat mendarat hanya dengan beberapa roda karena tidak
dapat diturunkan seluruhnya (landing with defective landing gear). Yang paling terburuk adalah semua roda (nose wheel dan main wheel) tidak dapat diturunkan sehingga mendarat dengan
menggunakan bodi pesawat (belly landing). Tipe dan model LGS dalam pesawat terbang dapat diketahui dari cara bekerjanya. Banyak pesawat kecil atau latih yang LGS-nya tidak perlu dimasukan atau diturunkan (Fix LandingGear).Pesawat penumpang komersial umumnya memiliki
landing gear yang dapat diturunkan menjelang mendarat dan dinaikkan segera setelah lepas landas(Retractable Landing Gear).
Pesawat yang berstatus RetractableLanding Gear atau
Movement Landing Gear System inilah yang memerlukan
perawatan yang lazimnya menyita banyak waktu dan perhatian.
Kondisi landasan yang tidak mulus dan berat pesawat yang
sering maksimal mengakibatkan beban kerja LGS sangat tinggi
dan perlu mendapat perhatian sebelum dan sesudah
penerbangan. Inspeksi khusus dilakukan setelah dipakai dikurun
waktu tertentu (cycle and hours).
Untuk menggerakan roda keluar dan masuk (entend and retract)
bekerja dengan baik tidak hanya bersumber dari satu tenaga,
tetapi 3 (tiga) atau lebih sumber tenaga yang berasal dari
Mechanical Power, Electrical Power dan Hydraulic Power.
Hydraulic Power bersumber antara lain dari mesin pesawat yang
bekerja sedemikian rupa untuk menggerakkan pompa dari
Hydraulic Power. Retractable Landing Gear sekarang ini banyak
digunakan pada pasawat terbang karena memiliki berbagai
keuntungan, yaitu cost efficiency karena mengurangi jumlah
bahan bakar yang terbang dibandingkan
dengan Fix Landing Gear.
System Landing Gear yang digunakan di pesawat
berpenumpang terus berkembang, mulai dari mekanikal ke
hidrolik dan sekarang dikombinasikan electronic–hydraulic
yang di dunia penerbangan dikenal dengan sebutan Control by
Wire. Sistem itu memungkinkan pesawat dapat mengangkut
lebih besar penumpang dan barang. Bobot pesawat juga lebih
ringan, karena peralatan mekanik LGS tidak lagi digunakan.
Dalam sistem yang lama, LGS memerlukan peralatan kontrol
dalam jumlah yang banyak dan tempat.
Misalnya bobot pesawat Bombardier CRJ 1000 sedikit
berkurang, karena menggunakan control by electronic pada
system landing gear-nya sebesar lebih dari 150 (seratus lima
puluh) kilogram. LGS yang dipakai di pesawat-pesawat tertentu
disesuaikan dengan kemajuan zaman agar penerbangan lebih
aman dan penumpang nyaman.
- d. Power plant
powerplant atau engine merupakan tenaga penggerak pesawat.
Engine sendiri terdiri dari berbagai jenis, yaitu : piston engine
dan turbojet engine. Turbojet engine bisa dibedakan lagi menjadi
: turbojet (untuk pesawat tempur dengan kecepatan yang
melebihi kecepatan suara), turboprop (pada pesawat propeller),
turboshaft (pada helikopter) dan turbofan (yang biasa digunakan
pada tipe pesawat transport).
Wing (Parasol, High, Mid, And Low Wing)
Menurut cara pemasangan sayapnya pesawat terbang di bagi
beberapa cara, antara lain ialah :
a. High Wing : Tujuan dari cara pemasangan ini ialah untukmendapatkan Lift yang semaksimum
mungkin.
Contoh : E–6 (porterpillatus), U – 206 (Cessna), DHC – 6 (Twin otter)
b. Lower Wing : Tujuan dari pemasangan ini ialah untukmendapatkan Speed yang tinggi.
Contoh : PA – 31, PA – 23, DC – 3 dsb.
c. Mid Wing : Tujuan dari cara pemasangan ini ialah untuk mendapatkan Speed yang tinggi.
d. Parasol Wing : Tujuan dari cara pemasangan ini ialah untuk mendapatkan Lift yang besar.
e. Gul Wing : Tujuan dari cara pemasangan ini ialah untuk
mendapatkan Lift besar. Sayap jenis ini menyerupai sayap burung elang laut.
Contoh : Pesawat PIAGGIO – DL. 3
f. Inverted Gull Wing : Tujuan dibuat jenis ini untuk mendapatkan
Speed yang cukup. Bentuknya mirip dengan Gull wing, hanya kedudukan sayapnya di bawah ini
dan terbalik. Contoh : MENTOR (T – 15 )
g. Dehdyral Wing : Dehydral wing ini mirip dengan Lower Wing,
hanya kedudukan ujung sayapnya lebih tinggi dari pangkal
sayapnya. Tujuan pembuatan ini ialah untuk mendapatkan
Speed yang tinggi.
Fuselage, Cockpit, Cabin, Empenage (Vertical And Horizontal
Stabilizer)
a. Fuselage
1. Fuselage adalah bagian badan pesawat yang berbentuk
Streamline, dimana padanya dipasang sayap (wing) dan
bagian ekor pesawat (empennage). Bagian pesawat
(fuselage) ini merupakan bagian konstruksi pesawat yang
sangat penting, karena pada fuselage ini dipasang sayap
(wing) serta bagian ekor pesawat (empennage).
2. Fuselage merupakan ruangan pelindung yang aman bagi
penumpang dan awak pesawat pada waktu melakukan
penerbangan, pendaftaran ataupun pada waktu terjadi
kecelakaan kecil (minor crash).
3. Pada fuselage terdapat juga flight instrument, control cable,
control column, pipa-pipa bahan baker, peralatan system
pernapasan dengan oksigen, kabel-kabel peralatan listrik
serta peralatan dan kelengkapan lainnya.
Memperhatikan hal-hal tersebut diatas, maka konstruksi
untuk badan pesawat (fuselage) ini perlu dipikirkan dan
disesuaikan dengan fungsinya dalam hal pembuatannya.
Sebagai contoh : misalnya pesawat militer konstruksinya
tentu berbeda dengan pesawat komersial, karena fungsinya berbeda.
Tetapi sebagai pedoman untuk persyaratan yang harus
dipertimbangkan untuk membuat konstruksi badan
(fulselage) pesawat, baik untuk pesawat militer, maupun
untuk pesawat komersial sebagai pesawat pengangkut
penumpang dan barang-barang, adalah bentuknya harus
stream linc, konstruksinya harus kuat dan relatif ringan.
b. Cockpit
Kokpit merupakan sebuah ruangan yang berukuran kecil.
Biasanya tempat tersebut cukup memuat dua orang pilot. Di
dalam ruangan kecil tersebut terdapat dua jenis perlengkapan :
peralatan kendali yang mengemudikan pesawat dan peralatan
yang memberi tahu pilot bagaimana pesawat tersebut terbang.
Tepat didepan pilot terdapat kolom kendali yang mengendalikan
kemudi guling pada sayap dan elevator pada ekor pesawat.
Ketika kolom ini digerakkan ke kanan dan ke kiri, pesawat akan
berputar ke kanan atau ke kiri. Ketika ditarik ke belakang atau
didorong ke depan, hidung pesawat akan naik atau turun.
Setiap penerbang memiliki dua pedal di atas lantai yang
mengendalikan sirip di bagian ekor. Pedal ini membuat pesawat
berbelok ke kanan dan ke kiri. Tuas-tuas di bagian tengah kokpit
di antara kedua pilot mengendalikan kekuatan mesin.
Kokpit dipenuhi dengan berbagai peralatan. Ada beberapa jenis
kompas untuk membantu awak pesawat melakukan navigasi
(menemukan jalan). Altimeter menunjukkan ketinggian
(seberapa tinggi pesawat di udara). Petunjuk kelajuan udara
memperlihatkan kelajuan udara bergerak melewati pesawat.
Pilot (atau komputer dapat menggunakan kelajuan udara dan
ketinggian pesawat untuk menghitung seberapa laju pesawat
bergerak di atas tanah. Peralatan lain disebut horizon tiruan alat
ini memberi tahu pilot kapankah pesawat terbang mendatar,
naik, atau menukik.
c. Cabin
Sebuah kabin pesawat adalah bagian dari suatu pesawat terbang
yang ditumpangi penumpang, ruangan yang sangat padat. Setiap
penumpang dalam kabin hanya mendapatkan 1 – 2 ruang udara.
Dalam perjalanan udara komersial, khususnya pada pesawat
penumpang sipil, kabin dapat dibagi menjadi beberapa bagian.
Hal ini meliputi bagian kelas perjalanan pada pesawat ukuran
menengah dan besar, area untuk awak penerbangan, dapur kabin
dan penyimpanan keperluan selama penerbangan. Kursi pada
umumnya diatur secara jendela dan gang. Semakin tinggi kelas
perjalanannya, semakin banyak area kosong yang dibutuhkan.
d. Empenage
1. Empenage adalah kesatuan bagian ekor pesawat terbang
secara keseluruhan, termasuk Horizontal Stabillizer,
Vertical Stabillizer, Elevator dan Rudders.
2. Empenage ini disebut juga Aircraft Stabillizer, (bidang
keseimbangan pesawat). Pada garis besarnya aircraft
stabillizer, gunanya untuk mengimbangi gaya-gaya yang
bekerja sewaktu pesawat sedang melakukan penerbangan,
agar pesawat dapat terbang dengan penuh keseimbangan.
3. Aircraft Stabillizer ini diklasifikasikan menjadi 2 (dua)
kelompok dasar, yaitu :
1) Vertical Stabillizer
Adalah serip tegak/vertical yang tetap yang tidak dapat
dipergerakan, yang gunanya adalah untuk mengimbangi
gaya puntir yang diakibatkan oleh putaran baling-baling
pesawat yang sedang terbang.
Disamping konstruksinya , vertical stabillizer ini terdiri
dari beberapa bagian, antara lain adalah :
Rib, berfungsi untuk tempat pemasangan spars dan
stringer, juga untuk menahan gaya mendatar.
Spars, berfungsi untuk menahan gaya tegak lurus
(vertical lead) juga untuk meletakkan skin.
Pada vertical stabillizer ini terdapat juga alat kemudi
arah yang disebut rudders. Rudders, adalah sebagian
dari pada vertical stabillizer yang dapat digerakan
ke kiri dan kekanan yang gunanya untuk
menentukan arah dari pada pesawat (berbelok).
Stringer berguna untuk membantu spars, juga untuk
melekatnya skin.
Skin, bahan yang digunakan pada umumnya adalah
alimunium campuran, pada pesawat model lama
(kuno) bahan untuk skin banyak menggunakan
fabric yang telah disempurnakan. Pemasangan skin
ini harus, agar daya hambatan (drag) dapat
dikurangi sekecil mungkin.
2) Horizontal Stabillizer
Adalah sirip mendatar dari ekor pesawat yang tidak
dapat digerakan (tetap) dan berfungsi untuk menahan
gaya mendatar dan mengimbangi gaya mendatar yang
diakibatkan beratnya komponen-komponen pesawat,
(misalnya mesin/engine, peralatan hydraulic dan
sbegainya).
Horizontal stabillizer ini dipasang pada emponnage
group yang terdiri dari horizontal. Stabillizer sebelah kiri
dan horizontal stabillizer sebelah kanan.
Susunan konstruksinya dari pada horizontal stabillizer
ini sama saja dengan konstruksi vertical stabillizer,
hanya horizontal stabillizer ini mempunyai main spars
(spars utama) berjumlah satu yang berfungsi untuk
menghubungkan horizontal stabillizer dengan fuselage.
Sedangkan spars yang lain sama halnya dengan spars
yang ada pada vertical stabillizer ini terdapat juga alat
kemudi untuk turun dan naik yang disebut Elevator.
Elevator ini adalah sebagian horizontal stabillizer yang
dapat digerakan keatas dan kebawah yang gunanya
untuk menaikan dan menurunkan hidung pesawat pada
Bab.5 Familiarisasi Pesawat Udara
waktu terbang, sehingga pesawat dapat terbang turun
dan naik.
- Jenis Mesin Pesawat Udara
Seperti kita ketahui bersama, bahwa semua pesawat terbang terkecuali
pesawat laying (glider), memerlukan tenaga mendorong untuk
menerbangkannya. Tenaga pendorong ini ada beberapa macam/ jenis
mesinnya, antara lain :
Piston, jet, roket
a. Mesin Piston
Sebagai contoh mesin piston adalah seperti yang terdapat pada mesin mobil.
1) Cara kerja mesin piston :
Mesin Piston adalah basic/dasar dari mesin pendorong,
mesin yang menghasilkan tenaga dan dipindahkan melalui
system gigi ke propeller. Cara kerjanya sama dengan cara
kerja mesin mobil, truck dan lain sebagainya. Pada
hakekatnya jenis mesin piston ini menggunakan tanki-tanki
olie didekatnya.
Pada mesin ini banyak terjadi getaran-getaran yang dapat
menimbulkan kebakaran-kebakaran. pada mesin piston ini
juga didapat alat-alat lain termasuk alat yang menggerakan
pompa bahan bakar. Olie, system hydraulic dan generator
umtuk mesin listrik.
Pada mesin piston udara dimasukan ke dalam carburator
dan bercampur dengan bahan bakar. Percampuran bahan
bakar dan udara di bakar di dalam cylinder, dan tenaga yang
terjadi diahlikan dengan system gigi untuk seterusnya
menggerakan propeller. Akibat gerakan propeller yang
berputar itu menghasilkan tenaga dorong.
2) Bahaya mesin piston.
Bahayanya menghampiri pesawat terbang yang
berpropeller adalah dari depan dan dari samping, karena
propeller ini berputar dengan kecepatan tinggi.
Propeller yang berputar dengan kecepatan sedang,
janganlah didekati lebih dekat dari 15 feet dari depan dan
15 feet di tambah radius propeller dari arah samping
pesawat tersebut, hal ini untuk menjaga keselamatan dan
keamanan kita sendiri. Jadi di sarankan lebih baik kalau
mendekati pesawat terbang yang bermesin piston dan berpropeller
adalah dari arah belakang pesawat tersebut.
Bila propeller berputar dengan kecepatan mengerem atau
sedang taxing, jangan coba-coba menghampiri dari arah
depan ataupun samping.
Perlu untuk kita ingatkan, mesin piston walaupun baru
saja berhenti dapat berputar kembali karena suatu
sentuhan pada propeller itu sendiri. Karena itu tidak
dibenarkan memutar propeller
System pembuangan (exhaust) menjadi sumber
pembakaran untuk bahan bakar yang tertumpah pada
mesin. Bila terjadi crash/kecelakaan dan pesawat
menyentuh tanah, biasanya propeller dan nose casing
(tutup depan) terpisah dari mesin dan akan mengeluarkan
olie yang panas pada exhaust manifold.
Patahan propeller dapat melubangi tanki bahan bakar yang
ada pada sayap (wing) dan dapat mengakibatkan
kebocoran dan mengeluarkan cairan bahan bakar yang
mudah terbakar.
b. Mesin Jet
1. Cara kerja mesin jet
Mesin Jet cara kerja utamanya ada 3 (tiga) tingkat, yaitu :
Menghisap udara, setelah udara dihisap lalu dimanfaatkan
dan seterusnya dikeluarkan kebelakang, sehingga
menghisalkan tenaga dorong. Mesin jet ini sudah
dikembangkan sejak perang dunia ke II, tetapi belum dapat
dipergunakan secara operational sampai akhir perang
dunia ke II.
Prinsip kerjanya, udara dihisap kedalam mesin jet lalu
dipampatkan dan bercampur dengan bahan bakar dan
terjadilah proses pembakaran dan dikeluarkan sehingga
menghasilkan tenaga dorong. Mesin jet ini sedikit
menggunakan bahan pelumas dan bebas dari getaranBab.
sama dengan mesin piston.
2. Daerah berbahaya mesin jet
Perlu diingatkan, bahwa semburan mesin jet ini
berkecepatan melebihi 30 mil per jam dan 44 feet per detik,
hal ini sangat membahayakan petugas dan peralatan.
Semburan dari pesawat yang bermesin jet dapat
menimbulkan kecepatan di atas 30 mil per jam, pada jarakjarak
tertentu saat mesin pesawat bekerja.
Kecepatan semburan ini dapat berubah-ubah tergantung
berapa persen (%) tenaga mesin itu digunakan. Kadangkadang
kecepatan semburan mesin jet dapat menerbangkan
Suatu benda seolah-olah seperti peluru. Karena itu, kita
perlu menghindar dari daerah semburan yang dimaksud.
Daerah yang aman pada mesin jet adalah 25 feet dari depan
mesin/daerah hisap (in take area) dan 150 feet dari
belakang mesin/daerah semburan (exhaust area).
3. Jenis mesin jet
1) Ram Jet
Ram jet adalah bentuk mesin jet sederhana, tidak ada
bagian-bagian yang bergerak dan menghasilkan tenaga
udara tersebut dimanfaatkan hanya melalui bagian
yang dibuat sedemikian rupa. Bahan bakar di pompa
kedalamnya dan dibakar serta gas yang panas
tertembak keluar dan menghasilkan tenaga dorong.
2) Pulse Jet
Udara melalui saluran masuk (inlet) di bagian depan
dari mesin turbo jet dan masuk ke kompressor. Di
kompressor udara tersebut dimanfaatkan terus secara
berganda dengan memakai ratusan kipas dan
di persempit dalam ruangan kecil. Udara yang
dimanfaatkan/ditekan ini terus masuk keruangan
pembakaran (combustion chamber) dan bercampur
dengan bahan bakar dan dibakar.
Pembakaran yang konstan menaikan tenaga dari udara
yang tertekan dan terus masuk ke dalam turbine dan
keluar melalui tailcome (kerucut ekor).
Turbine bekerja seperti kincir, memberi tenaga untuk
memutar kompressor. Gas yang mengembang menolak
jalan keluar kebelakang, sehingga menghasilkan
tenaga dorong pada pesawat terbang. Pada beberapa
mesin turbo jet mempunyai “after burner” pada mana
ditekan bahan bakar ke dalam system pembuangan dan
dibakar.
3) Turbo Prop
Turbo prop adalah propellers yang digerakan dengan
mesin jet. Tenaga penggerakannya dari system
pembuangan jet melalui gigi pengatur.
Mesin turbo prop dapat mengeluarkan tenaga dorong
yang besar, yang kecepatannya sama seperti pada
mesin jet. Karena itu janganlah menghampiri mesin
turbo prop dari arah belakang.
c. Roket
Roket pada dasarnya adalah mesin untuk alat transportasi
seperti mesin jet, diesel, dan lain-lain. Tapi, berbeda dengan
mesin transportasi lain, roket bersifat 'anaerob'. Untuk
melakukan pembakaran bahan bakar ia membawa oksigen
sendiri, sehingga praktis tak membutuhkan oksigen dari luar.
Karenanya, roket dapat digunakan sebagai mesin transportasi
ke ruang angkasa yang tak beroksigen.
Roket memiliki daya angkut yang luar biasa. Ariane 5,
misalnya, dapat menerbangkan 68 orang yang masingmasingnya
berbobot 100 kg ke orbit geostasioner. Kecepatan
roket juga luar biasa, bisa melewati kecepatan suara, kendati
ketika meninggalkan landasan kecepatannya kelihatan rendah.
Bila pada detik pertama kecepatannya hanya 12 meter per
detik misalnya, maka pada tahap berikutnya roket dapat melaju
dengan kecepatan kelipatannya: 24 m/detik, 48 meter per
detik, dan begitu seterusnya.
Pada umumnya, roket terdiri dari tiga bagian. Bagian
pembawa muatan, pengendali, dan bagian mesin. Bagian
pembawa muatan berfungsi untuk mengangkut barang—
satelit, objek lainnya, hingga bahan peledak. Bagian
pengendali merupakan bagian di mana terdapat piranti untuk
mengendalikan roket. Dan, bagian mesin, merupakan bagian
di mana terdapat mesin serta bahan bakar roket. Sebagai
catatan, mesin roket ini terbagi dalam dua kelompok,
tergantung dari jenis bahan bakarnya: cair dan padat.
Menurut catatan, roket telah digunakan sejak lama, mulai
sekitar tahun 1232, di Cina. Akan tetapi ketika itu mesin roket
masih sangat sederhana—berbentuk seperti peluru dan
berbahan bakar padat (tak berbeda dengan mercon roket).
Mesin roket yang lebih komplek baru diketemukan berabadabad
setelahnya, tahun 1926, oleh periset AS, Robert H.
Goddart. Sejak ini, penelitian mengenai roket—cair maupun
padat—kian marak. Sebagian ditujukan untuk mesin perang,
sebagian lagi untuk alat angkut ke angkasa luar. Roket yang
paling terkenal pada saat ini, misalnya, Long March (Cina),
Delta, Atlas dan Titan (AS), Ariane (Eropa), dan Proton (Rusia).
Roket Motor atau Motor Roket Propelan padat ialah
istilah yang merujuk pada mesin roket padat.
Roket Bahan Bakar Cair atau Mesin roket cairpropelan
digunakan dengan menggunakan satu atau
lebih propelan cair dicampurkan di dalam tangki
sebelum terbakar.
Roket Campuran memiliki propelan padat di dalam
ruang bakar dan cairan atau gas pengoksidasi atau
propelan ditambahkan guna pembakaran.
Roket Thermal adalah roket propelan yang mana
lembam, tapi dipanaskan oleh sumber daya seperti
tenaga surya atau energi nuklir.
Roket Monopropelan adalah yang hanya menggunakan
1 propellan, didekomposisi oleh katalis. monopropelan
paling umum hidrazin dan hidrogen peroksida.
Jet Blast ( Jarak Aman Untuk Petugas)
Bahayanya menghampiri pesawat terbang yang berpropeller
adalah dari depan dan dari samping, karena propeller ini berputar
dengan kecepatan tinggi.
Propeller yang berputar dengan kecepatan sedang, janganlah
didekati lebih dekat dari 15 feet dari depan dan 15 feet di tambah
radius propeller dari arah samping pesawat tersebut, hal ini
untuk menjaga keselamatan dan keamanan kita sendiri. Jadi di
sarankan lebih baik kalau mendekati pesawat terbang yang
bermesin piston dan ber-propeller adalah dari arah belakang
pesawat tersebut.
Bila propeller berputar dengan kecepatan mengerem atau sedang
taxing, jangan coba-coba menghampiri dari arah depan ataupun samping.
Perlu untuk kita ingatkan, mesin piston walaupun baru saja
berhenti dapat berputar kembali karena suatu sentuhan pada
propeller itu sendiri. Karena itu tidak dibenarkan memutar propeller
Personil PK dan Alat PK menempati posisi pada jarak 5 m
kedepan dan 5 m ke samping kearah luar engine membentuk
sudut 45 º. Posisi ini dimaksudkan untuk menghindari bahaya
propeller dan dapat melihat apabila terjadi semburan api di
exhaust.
a. Daerah berbahaya mesin jet
Perlu diingatkan, bahwa semburan mesin jet ini berkecepatan
melebihi 30 mil per jam dan 44 feet per detik, hal ini sangat
membahayakan petugas dan peralatan. Semburan dari pesawat
yang bermesin jet dapat menimbulkan kecepatan di atas 30 mil
per jam, pada jarak-jarak tertentu saat mesin pesawat bekerja.
Kecepatan semburan ini dapat berubah-ubah tergantung berapa
persen (%) tenaga mesin itu digunakan. Kadang-kadang
kecepatan semburan mesin jet dapat menerbangkan Suatu benda
seolah-olah seperti peluru. Karena itu, kita perlu menghindar
dari daerah semburan yang dimaksud. Daerah yang aman pada
mesin jet adalah 25 feet dari depan mesin/daerah hisap (in take
area) dan 150 feet dari belakang mesin/daerah semburan
(exhaust area).
Ada suatu ketentuan bahwa untuk pesawat penumpang yang cabinnya
dibuat tertutup, maka cabin tersebut harus dilengkapi dengan minimal
sebuah pintu yang ukurannya cukup memadai untuk keluar dari dalam cabin
dengan mudah bila terjadi suatu kecelakaan. Pintu tersebut harus dapat
terbuka dengan mudah baik dari dalam maupun dari luar. Latch dari pintu
harus dapat terkunci dengan baik, tetapi latch tersebut harus mudah dibuka
dengan cara yang sederhana. Untuk pesawat terbang yang berpenumpang
lebih dari 5 orang akan tetapi kurang dari 15 orang, maka cabin pesawat
tersebut harus dilengkapi dengan minimal satu emergency exit (pintu
darurat) sebagai tambahan dari pintu utama yang ada, dan letak dari pintu
darurat (emergency exit) harus bersebrangan dengan pintu utama. Hal
tersebut untuk memudahkan para penumpang di cabin untuk keluar apabila
mengalami kecelakaan.
Apabila kapasitas lebih dari 15 orang, maka harus ada tambahan lagi sebuah
jalan keluar (pintu) untuk tiap-tiap lebih kurang 7 orang. Umpama
penumpang 22 orang, maka minimal harus ada 3 jalan keluar (pintu), 29
orang harus 4 pintu dan seterusnya.
Jalan keluar (escape road) merupakan suatu sasaran yang disediakan untuk
keluar penumpang dan awak pesawat untuk menyelamatkan diri apabila
terjadi kecelakaan.
Normal Door
Pintu Utama / Pintu Normal (normal door)
Pintu ini adalah pintu pesawat yang biasa digunakan dan disediakan
untuk penumpang masuk dan keluar dari pesawat secara normal.
Pada umumnya letak pintu ini selalu disebelah kiri pesawat baik
didepan maupun di bagian belakang.
Emergency Exit Berbagai Type Pesawat
Emergency Exit Berbagai Type Pesawat
a. Pintu Darurat (Emergency Door)
Pintu darurat ini adalah pintu pesawat yang hanya boleh
dipergunakan oleh penumpang maupun awak pesawat untuk
keluar dari pesawat apabila dalam keadaan darurat saja.
Pada umumnya letak pintu darurat ini selalu bersebelahan
dengan pintu utama, hal ini dimaksud untuk memudahkan para
penumpang di cabin untuk keluar apabila mengalami
kecelakaan/keadaan darurat.
Suatu ketentuan bahwa pintu darurat (emergency exit) harus
mempunyai ukuran minimal 19 linch, dan emergency exit ini
harus mudah dikenal, maka emergency exit harus diberi tanda
yang jelas baik dengan warna maupun dengan tulisan dan
keterangan cara membukanya. Warna yang digunakan untuk
tanda biasanya dengan warna merah.
b. Jendela Darurat (emergency window)
Jendela darurat adalah suatu unit jendela yang harus
disediakanpada setiap pesawat terbang, dan hanya boleh
digunakan untuk jalan keluar apabila dalam keadaan darurat
(emergency). Biasanya untuk pesawat terbang komersial
dewasa ini, jendela darurat (emergency window) ini selalu ada
pada daerah pangkal dari sayap (wing root), baik yang sebelah
kiri maupun kanan dari cabin penumpang.
c. Sliding Clear Window
Sliding clear window adalah suatu unit jendela yang dapat
dibuka dengan cara ditarik dan geser baik kebelakang maupun kedepan.
Letak Sliding clear window ini adalah untuk pilot yang ada pada
cocpit untuk keluar dari pesawat dengan cepat serta
menyelamatkan diri apabila terjadi kecelakaan.
d. Bagian pesawat yang dapat dengan mudah untuk dipotong
(break in point / cutting point / chops in point).
Break in point adalah suatu daerah tertentu pada badan pesawat
(fuselage) yang dapat dengan mudah untuk dipotong serta
digunakan sebagai jalan keluar secara darurat bagi penumpang
maupun awak pesawat apabila pintu utama, pintu darurat,
jendela darurat tidak dapat dibuka.
Biasanya untuk daerah yang dapat dengan mudah untuk
dipotong ini selalu ditandai dan diberi tanda siku-siku yang
membentuk kotak persegi empat ataupun garis yang terputusputus.
Kadang kala diberi tanda gambar kampak (yang
maksudnya bagian tersebut dapat dipotong dengan kampak
secara mudah).
Warna garis yang membentuk siku-siku ataupun garis yang
terputu-putus yang membentuk kotak persegi empat untuk tanda
break in point / cutting point / chops in point tersebut harus
dengan warna yang kontras, maksudnya agar mudah dilihat.
Biasanya dibuat dengan garis yang berwarna merah atau kuning
yang terang.
Note :
1) Pemotongan hanya boleh dilaksanakan dalam keadaan
darurat saja jika normal door , emergency exit tidak dapat
dibuka untuk penyelamatan.
2) Untuk pesawat udara komersial sekarang ini pada umumnya
selalu menggunakan pressurized cabin dan cara membuka
emergency window adalah dengan cara menekan emergency
window tersebut ke dalam cabin setelah latch (pengunci)
dibuka. Apabila membukanya dari dalam cabin, maka
setelah latch (pengunci) nya dibuka emergency window
ditarik ke dalam.
Kelengkapan Didalam Kabin Pesawat Udara
Seat Yang Dilengkapi Dengan Petunjuk Darurat
Seat Yang Dilengkapi Dengan Petunjuk Darurat
Seat /kursi penumpang adalah tempat duduknya para penumpang
pesawat udara dalam perjalanan terbang. Konfigurasi peta tempat
duduk dalam pesawat berbeda beda tergantung maskapai. Setiap
kursi penumpang dilengkapi dengan petunjuk darurat sebagai
guidence dalam keadaan darurat.
Fire Extinguisher (Automatic And Portable)
a. Fungsi Untuk memadamkan kebakaran pada komponen pesawat udara yang dilakukan oleh pilot
agar terhindar terjadinya kebakaran yang lebih besar.
agar terhindar terjadinya kebakaran yang lebih besar.
b. System
1. System deteksi yang cukup baik tentang adanya kebakaran
pada komponen di pesawat udara.
2. System pemancaran bahan pemadam ke object yang terbakar
dari alat pemadam yang telah dipasang dan dilengkapi
dengan nozzle dan dapat dioperasikan secara otomatis dari
cockpit.
c. Bahan pemadam
1. Ditempatkan di cabin pesawat dalam posisi aman.
2. Tidak mengandung racun yang membahayakan kesehatan
penumpang.
3. Tidak merusakkan komponen pesawat udara.
d. Automatic Fire Extinguishing System
1. System pemadam kebakaran pesawat udara yang digunakan
adalah system high rate discharge. Term tersebut di atas
disingkat dengan HRD. System HRD ini sangat baik dan
pancarannya dapat menjangkau seluruh komponen pesawat
udara yang dianggap cukup rawan terjadi kebakaran.
2. Bahan pemadam masih menggunakan halogeneted hydro
carbon atau pesawat yang baru sudah menggunakan bahan
pemadam pengganti halon karena bahan pemadam
kebakaran halon sudah dilarang digunakan karena
mengandung racun dan merusak lapisan ozone.
e. Portable Fire Extinguishing
Adalah alat pemadam api yang ditempatkan pada kabin
penumpang, pada umumnya di posisikan pada tempat duduk
cabin crew untuk memudahkan pengambilan dan dengan cepat
di operasikan oleh awak kabin, bahan pemadamnya adalah clean
agent.
Alat Bantu Pernapasan (Oksigen)
Oksigen disimpan dalam tabung oksigen tekanan tinggi atau rendah.
Semua tabung tekanan tinggi diidentifikasi berwarna hijau dan
bertuliskan “AVIATORS’ BREATHING OXYGEN”.
Tabungnya bisa diisi sampai tekanan 2000 psi, tetapi normalnya
diisi dengan tekanan 1800 sampai 1850 psi. selinder oksigen sering
dilengkapi dengan piringan yang didisain akan pecah jika tekanan
selinder naik dan tidak aman serta mengalir ke luar pesawat bahkan
berbahaya saat naiknya tekanan.
PSU ( Passenger Service Unit ) pintu terbuka otomatis, oksigen
mengalir terus walaupun tidak dihisap.Vertical speed yang nyaman
500 ft/mnt. Bila terjadi decompressi dari ketinggian 40.000 ft harus
ke ketinggian 8000 ft, perlu turun 32.000 ft
Pelampung Digunakan Bila Terjadi Ditching
Pelampung penyelamat ini disediakan untuk keperluan setiap
penumpang agar dapat membantu menyelamatkan diri apabila
terjadi kecelakaan di daerah perairan.
Penempatan alat penampung penyelamat ini biasanya di bawah kursi
penumpang, sehingga mudah diambil dan dapat segera digunakan
apabila dalam keadaan darurat. Pada umumnya jumlah pelampung
penyelamat ini harus sesuai dengan jumlah jiwa yang diangkut oleh
pesawat tersebut.
Escape Chutes (Alat Luncur Dan Dapat Juga Digunakan Sebagai Perahu Bila Terjadi Ditching)
Pesawat penumpang / komersial dewasa ini rata-rata berbadan besar
dan letak badannya tinggi dan tanah, sehingga penumpang sukar
untuk turun dari pesawat untuk menyelamatkan diri apabila terjadi
kecelakaan. Sehubungan dengan itu, maka harus disediakan alat
peluncur (ascape chute).
Escape chute adalah suatu alat yang disediakan untuk dipergunakan
dalam keadaan darurat, untuk membantu memperlancar proses
penyelamatan dan pengungsian penumpung pada pesawat yang
mengalami kecelakaan.
Setiap pesawat terbang yang letak cabin / badannya tinggi dari tanah
pada setiap pintu utama dan pintu daruratnya selalu
dipasang/disediakan alat peluncur (escape chute).
Alat peluncur ini ada 2 (dua) macam , yaitu :
a. Inflatable Chute
Suatu jenis alat peluncur yang dapat mengembang dengan
sendirinya secara otomatis dalam tempo 10 detik setelah
dioperasikan, sehingga tidak diperlukan orang untuk
memegangnya selama alat peluncur ini terpasang untuk
dipergunakan dalam keadaan darurat.
b. Non Inflatable Chute
Adalah suatu jenis alat peluncur yang tidak dapat mengembang
dengan sendirinya, sehingga untuk mengoperasikannya /
pemasangannya diperlukan orang untuk memegangnya, apabila
akan dipergunakan.
Capt. Pilot, Co Pilot, Flight Engineer, Cabin Crew (Pramugara/I)
a. Captain Pilot
Pilot adalah sebutan untuk orang yang mengemudikan atau
mengawaki pesawat terbang. Sebagai sebuah profesi yang
menuntut keahlian/ skill dalam mengemudikan sebuah
pesawatb, seorang pilot harus menempuh ujian resmi yang
diadakan oleh sekolah penerbangan dan otoritas penerbangan.
Jika dinyatakan lulus dalam ujian, seorang pilot akan mendapat
sertifikasi terbang atau ijazah penerbang (pilot license), yaitu
suatu surat pengakuan kemampuan sang pilot (kompetensi)
untuk menerbangkan pesawat dengan tipe/ukuran tertentu.
Dalam tugasnya di dalam kokpit pesawat, pilot dibantu oleh
seorang ko-pilot. Selama penerbangan berlangsung semenjak
pintu terakhir ditutup untuk take off hingga pintu pertama dibuka
setelah landing, pilot dan ko-pilot akan mengikuti jalur-jalur
penerbangan yang telah didaftarkan dan terprogram melalui
bantuan sistem navigasi pesawat serta mengikuti informasi yang
diberikan oleh menara kontrol lalu-lintas di bandar udara
maupun petugas pelayanan lalu lintas penerbangan di sepanjang
perjalanan.
Dalam penerbangan pilot ini mengemudikan pesawat sesuai
dengan rencana penerbangannya (flight plan) dan di dalam
kokpit setiap saat ia punya ide untuk menyelamatkan
penumpang dan pesawatnya. Untuk pesawat berawak pesawat
ganda (multi crew) harus ditentukan pembagian tugas yang jelas
siapa pilot yang terbang (pilot flying) dan siapa pilot pemantau
(pilot monitoring). Sinergi pembagian tugas dan koordinasi kerja
di antara mereka akan menghasilkan kualitas penerbangan yang
lebih baik, aman dan efisien.
Kopilot adalah orang yang membantu pilot dalam
menerbangkan pesawat. Syarat-syarat sebagai kopilot hampir
sama dengan pilot, antara lain adalah tidak boleh takut
ketinggian, mengikuti latihan di sekolah penerbangan pesawat,
dan sebagainya. Pada saat pilot tidak dapat menerbangkan
peswat dalam suatu penerbangan yang sedang berlangsung,
kopilot menggantikan perannya untuk melanjutkan
penerbangan. Kopilot disebut juga sebagai First Officer.
c. Flight engineer
Adalah personil yang duduk di belakang Captain dan First
Officer, menghadap pada tombol-tombol penting yang mengatur
system pada pesawat. Walaupun Flight Engineer tidak
menerbangkan pesawat seperti Captain dan First Officer, Flight
Engineer memiliki tugas yang sama pentingnya yaitu memonitor
dan mengoperasikan serta bertanggung jawab atas bekerjanya
system pesawat tersebut.
adalah awak cabin yang tugas intinya adalah menjaga para
penumpang di pesawat dan melayani kebutuhan penumpang.
Dan tanggung jawab utama pramugari adalah keamanan
penumpang dan siap siaga dalam keadaan darurat. Hal ini diikuti
dengan tugas rutin pelayanan penumpang seperti menyediakan
makanan dan minuman di pesawat, dan memenuhi kebutuhan
individual para penumpangnya. Peran ini kadang-kadang
menjadi konflik ketika mereka harus meminta seorang
penumpang untuk berhenti meminum minuman beralkohol, atau
untuk meminta memasang sabuk pengaman, atau memninta
mengikuti prosedur keamanan pesawat.
Bagian Pesawat Udara Yang Berkaitan Dengan Ancaman Bahaya Kebakaran
Wing (tempat bahan bakar pesawat udara)
Sayap pada pesawat terbang bukan hanya berfungsi sebagai daya
angkat namun juga sebagai tempat menampung bahan bakar atau
fuel tank.
Fuel tank adalah suatu unit terpisah yang dipasang diantara rangka
wing atau dalam bagian wing pesawat udara. Akibat suatu benturan
, tangki ini biasanya dapat bocor dan fuselage bisa terbakar. Fuel\
tank dilengkapi dengan filler neck dan cap, vent, drain valve , fuel
quantity gauge, sump outlet part.
Pada pesawat udara komersil yang besar , biasanya juga dilengkapi
dengan fuel dump valve pada fuel tank nya. Guna fuel dump valve
adalah untuk membuang bahan bakar di udara bila pesawat
mengalami darurat saat akan melakukan pendaratan . di dalam sayap
juga terdapat fuel line yang berfungsi menyalurkan bahan bakar.
Ruang bagasi (baggage compartement)
Penyimpanan bagasi penumpang dalam pesawat ada di 2 tempat
yaitu kabin dan di kompartemen bagasi yang terdapat dibawah kabin
penumpang. Bahaya yang mengancam ruang kompartemen adalah
adanya barang berbahaya yang walau sudah diatur jumlah maupun
penempatannya tetap saja dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
Terdapat berbagai macam saluran atau line dalamn dalam
kompartemen pesawat diantaranya elektrik line, fuel line, hidrolik
line dan lain lain. Adanya gesekan maupun reaksi kimia dari barang
berbahaya yang dibawa oleh penumpang dapat mengakibatkan
rusaknya saluran saluran tersebut, sehingga muncul bahaya
kebakaran
adalah sebuah ruangan kecil di pesawat terbang dengan toilet dan
wastafel. Kata lavatory berasal dari bahasa Latin yang berarti ruang
bilas. Kata ini dipilih karena lavatory memang tidak diperuntukkan
untuk mandi, sehingga yang menggunakannya tidak salah
mengartikan fungsi ruangan ini. Beberapa sumber mengatakan bila
kata lavatory mulai sering dipakai saat pesawat-pesawat buatan
Inggris dan negara berbahasa Inggris banyak digunakan di awal abad
20 dan Perang Dunia ke-2.Uniknya, bukan pesawat asal Inggris yang
pertama kali menggunakan lavatory, melainkan pesawat Ilya
Muromets (Sikorsky S-22) buatan Rusia. Pesawat ini tergolong
pesawat komersil empat mesin yang beberapa dipakai untuk pesawat
pengebom saat Perang Dunia 1 oleh Uni Soviet. Ancaman bahaya
kebakaran yang terjadi di dalam lavatory adalah adanya pelanggaran
aturan dari penumpang yang merokok di dalam lavatory sehingga
memicu alarm bahaya kebakaran
No comments:
Post a Comment